Mayjen Daniel Tjen adalah satu dari segelintir tentara
Indonesia warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek. Perwira TNI
itu kini menjabat sebagai Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI.
Genkpoker - Berbeda dengan lima sudara kandungnya, pria kelahiran Sungai Liat,
Sumatera Selatan, 25 Juni 1957 itu memang memilih jalur hidup yang
sangat berbeda dan jauh daru dunia bisnis seperti yang dilakoni keluarga
besarnya.
“Masa kecil saya sama dengan anak-anak lain yang lahir di kampung, tidak berpikir untuk menjadi tentara,” kenangnya.
Sebagai warga keturunan, Tjen justru mengaku bangga dengan institusi
tempatnya mengabdi. Kata dia, TNI sama sekali tidak membedakan
anggotanya, apakah dia pribumi atau pun non-pribumi.
“TNI ini sangat luar biasa. Untuk memberikan pengabdian kepada bangsa
dan negara, TNI tidak mengenal warga pribumi dan non-pribumi. Panglima
TNI selalu memberikan tugas-tugas kepada Prajurit TNI sesuai dengan
kapasitas masing-masing prajurit. Ini boleh saya katakan jarang terjadi
di institusi militer negara-negara sahabat yang masih berkutat pada soal
pribumi dan non-pribumi,” tuturnya.
Kelar kuliah, Tjen mendaftar tentara lewat jalur wamil pada 1984.
Setahun kemudian, dia lulus sekolah calon perwira (secapa) dan mendapat
tugas pertama di Kodam IX/Udayana. Tepatnya di Batalyon 745 yang
bermarkas di Lospalos, Timor Timur (sekarang Timor Leste). Dia langsung
bertugas dalam operasi militer.
“Enam tahun penugasan di daerah operasi militer itu banyak menempa saya,” ungkapnya.
Keluar masuk hutan dengan hanya berjalan kaki sudah biasa bagi dia
waktu itu. Sebagai dokter militer, Daniel tidak berbeda dengan prajurit
pada umumnya.
Meski juga menguasai penggunaan senjata, sebagai tenaga medis, Daniel
memang lebih banyak memainkan peran soft power saat bertugas. Tidak
hanya mengurusi kesehatan prajurit TNI dan keluarganya, dia juga
melayani masyarakat umum.
Imlek kali ini Tjen tidak mudik. Dia memilih tetap di Jakarta menjalankan tugasnya.
“Kalau akan mudik tentu ke Sungai Liat, sebab di situlah kampung
saya. Karena tidak mudik, saya juga akan mengunjungi sanak-saudara yang
ada di Jakarta. Tujuannya, silaturrahmi di antara sesama saudara,” kata
dia.
Ikut Wamil
Tjen D. Tjoeng, ayah Tjen adalah seorang karyawan di pabrik timah di
Pulau Bangka. Hingga SMA, bapak dua anak itu masih tinggal di Sungai
Liat, pulau yang berada di pesisir timur Sumatera Selatan. Baru ketika
kuliah, dia melanjutkan pendidikan dokter di sebuah universitas di ibu
kota.
Seiring perjalanan waktu, dunia militer justru menarik perhatiannya.
Tepatnya sesaat setelah dia lulus pendidikan dokter pada 1984. Ketika
itu, Tjen melihat banyak seniornya sukses masuk menjadi tentara melalui
jalur wamil (wajib militer).
Akhirnya Tjen ikut mendaftar tentara lewat jalur wamil pada 1984.
Setahun kemudian, dia lulus sekolah calon perwira (secapa) dan mendapat
tugas pertama di Kodam IX/Udayana. Tepatnya di Batalyon 745 yang
bermarkas di Lospalos, Timor Timur (sekarang Timor Leste).
Selepas dari Timor Leste, Tjen menjalani penugasan di beberapa
daerah. Dia sempat bertugas di Komando Strategi Angkatan Darat
(Kostrad), di Kodam III/Siliwangi, hingga akhirnya di Direktorat
Kesehatan Mabes TNI-AD.
Karirnya terus menanjak, dia menjabat wakil direktur kesehatan AD,
lalu promosi menjadi wakil kepala pusat kesehatan (Wakapuskes) TNI. Di
jabatan itulah pangkat kemiliteran Daniel naik menjadi bintang satu
alias brigadir jenderal (brigjen). Mulai November 2014, dia pun resmi
menjabat Kapuskes TNI.
Hanya Sedikit
Ada rumor, selama Orde Baru, ada dua profesi yang konon ‘haram’
diisi keturunan Tionghoa. Menjadi pegawai negeri sipil atau tentara.
Nyatanya, ada yang ‘melanggar’nya, dan kini mereka telah mencapai
jenjang kepangkatan hingga jenderal.
Selain Mayjen Daniel Tjen, ada beberapa perwira Tionghoa yang mencapai jenjang kepangkatan tinggi, mereka dalah :
1. Letnan Jenderal TNI Kuntara
Alumnus Akademi Militer 1963 ini seangkatan dengan mantan Kepala Staf
TNI Angkatan Darat Jenderal Wismoyo Arismunandar, mantan Gubernur Jawa
Timur Basofi Sudirman, dan mantan Pangdam Udayana Letjen Sintong
Panjaitan. Kuntara turut dalam Operasi Woyla untuk membebaskan para
sandera dalam pesawat Garuda Indonesia yang dibajak di Bangkok,
Thailand, 1981.
Selain menjadi Komandan Jenderal Kopassus (1988-1992), dia pernah
menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1992-1994).
Setelah pensiun dari ketentaraan, dia dipercaya menjadi Duta Besar RI
untuk China. Sebagai lulusan SMA berbahasa China di Bandung, dia sangat
fasih berbahasa Mandarin.
2. Brigadir Jenderal TNI Teguh Santosa (Tan Tiong Hiem)
Alumnus Akademi Militer Nasional 1963, Korps Peralatan. Jabatan
terakhir adalah Wakil Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Darat
(1993-1995).
3. Mayor Jenderal TNI Iskandar Kamil (Liem Key Ho)
Alumnus Akmil 1964, kini menjadi hakim agung. Dia pernah menjadi
Kepala Badan Pembinaan Hukum TNI. Pada Agustus 2006, Iskandar menghukum
mati enam dari delapan terdakwa kasus penyelundupan heroin seberat 8,2
kilogram dari Bali ke Australia, yang dikenal dengan sebutan Bali Nine.
Juga menghukum mati Hengky Gunawan pemilik pabrik narkotik di Surabaya.
4. Brigadir Jenderal TNI Teddy Yusuf (Him Tek Ji)
Lulusan Akmil 1965 ini pernah menjadi Wakil Komandan Batalion
Infanteri 507 Kodam V Brawijaya, Komandan Detasemen Tempur RTP 16 di
Timtim, Komandan Kodim 0503 Jakarta Barat, Asisten Perencanaan Kodam IV
Diponegoro, Komandan Korem 131 Santiago, Manado. Terakhir, anggota
Fraksi ABRI di Dewan Perwakilan Rakyat (1995-1999). Kini dia aktif di
Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia.
5. Mayor Jenderal TNI Bambang Soembodo
Lulusan Akmil 1965, Korps Infanteri. Lama berkarier di Kopassus,
jabatan terakhir Bambang adalah Asisten Logistik Kepala Staf Umum TNI
(1996-1999). Dia pernah menjadi Asisten Personel Komandan Jenderal
Kopassus, Komandan Yonif Linud 328/Kujang II Kostrad (1978-1979).
6. Marsekal Pertama TNI Ir Billy Tunas, MSc
Lulusan Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara ke-30 dan Naval Post
Graduate School 1978. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Pusat Data dan
Informasi Departemen Pertahanan (1992-1993).
7. Brigadir Jenderal TNI Paulus Prananto
Alumnus Akmil 1970 ini pernah melanjutkan studi di US Naval Post
Graduate School dan lulus pada 1990. Jabatan terakhirnya adalah Kepala
Pusat Data dan Informasi Departemen Pertahanan (1999-2002).
8. Laksamana Pertama TNI FX Indarto Iskandar (Siong Ing)
Alumnus Akademi Angkatan Laut 1971, seangkatan dengan mantan Menteri
Perhubungan Laksamana Madya Freddy Numberi. Pernah bersekolah di US
Naval Post Graduate School, Monterey, California, 1996. Pernah menjadi
Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Departemen Pertahanan.
9. Kolonel Surya Margono alias Chen Ke Cheng (Tjhin Kho Syin)
Lelaki kelahiran Mempawah, Kalimantan Barat, 5 Desember 1962, ini
merupakan lulusan Akabri Udara pada 1987. Dia terlahir dari pasangan
Bong Chiukhiun (ibu) dan Tjhin Bitjung (ayah). Sebelum menjadi Atase
Pertahanan di KBRI Beijing, Cina, sejak 10 September 2009, kariernya
banyak dihabiskan di Angkatan Udara dan Bais (Badan Intelijen Strategis)
ABRI.
GENKPOKER Situs poker online, domino qq, bandar blackjack, bandar ceme. Permainan judi kartu dengan tampilan paling terbaru, Dengan minimal deposit & withdraw termurah hanya Rp 10.000,- anda telah bisa menikmati games yang khusus kami berikan kepada member setia Genkpoker. Ikuti program referal yang kami berikan khusus untuk anda, undang lah teman temanmu untuk bermain bersama kami melalui link referal yang terdapat di menu website kami serta dapatkan bonus referal sebesar 10%.
Genkpoker memberikan bonus rolingan sebesar 0,5% yang pertama di indonesia, Perhitungan bonus cashback ini di hitung dari turn over selama 1 minggu.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Customer Service kami di :
PiN BB : 7F19FD2F
WA : +855 8641 8989
YM : Genkpoker_cs1@yahoo.com
YM : Genkpoker_cs2@yahoo.com
Link : www.GenkpokeR.com
Alternatif Link : www.GenkpokeR.Net
Progresive jackpot saat ini : 827,828,996